Pada artikel sebelumnya dengan judul “Tips
renang gaya dada” telah dibahas posisi dasar dan gerakan kaki yang digunakan
pada renang gaya dada, beserta beberapa tips lainnya. Pada artikel ini,
merupakan lanjutan dari artikel sebelumnya, yang akan membahas beberapa tips
lainnya serta membahas gerakan tangan yang digunakan pada renang gaya dada.
Tips
1
Dalam renang salah satu teknik yang
penting adalah cara pengambilan napas. Proses pengambilan napas pada renang
gaya dada dilakukan saat kepala pada posisi netral di atas air (sumbu kepala
terhadap badan dijaga agar tetap lurus). Hal ini cenderung akan lebih terasa
mudah dibandingkan dengan gaya renang lainnya.
Untuk kapan dan bagaimana proses
pengambilan napasnya, hal ini tergantung dari perenang. Sebenarnya posisi
kepala dapat diatur tergantung oleh perenang. Jika hanya berenang santai dan
sekedar rekreasi atau refresing, perenang dapat kapan saja menjaga agar kepala
tetap terus diatas air. Namun, jika perenanga ingin melakukan perlombaan atau
untuk mendapatkan gerakan renang yang sempurna, maka sebaiknya kepala juga
dimasukkan ke dalam air (misalnya pada fase glide atau streamline position).
Tips
2
Salah satu faktor penting dalam renang
gaya dada adalah dukungan dari gerakan tangan. Gerakan tangan juga mempengaruhi
terjadinya perubahan-perubahan posisi tubuh saat melakukan renang gaya dada.
Pada saat melakukan renang gaya dada, posisi lengan selalu sepenuhnya berada di
dalam air dan membentuk gerakan setengah lingkaran di dalam air. Dalam gerakan
lengan juga berbeda pada tiap fase renang gaya dada. Terdapat lima fase gerakan
lengan pada renang gaya dada, antara lain:
Fase
glide
Seperti pada artikel sebelumnya, pada
fase ini merupakan fase dimana tubuh meluncur ke depan. Posisi atau bentuk
tubuh saat meluncur yaitu pada streamline horizontal position. Pada fase ini,
lengan diregangkan memanjang kedepan melewati kepala. Jarak antara kedua tangan
juga harus berdekatan, dengan telapak tangan menghadap ke bawah. Pada posisi
ini kaki juga lurus ke belakang, termasuk jari-jari kaki di luruskan dengan
membuat kaki meregang kebelkang pada sendi tumit. Sehingga pada akhirnya dari
tangan hingga kaki, akan membentuk sumbu tubuh yang lurus segaris. Perlu di
ingat, pada fase meluncur ini tangan tetap dijaga lurus kedepan, karena jika
tangan tertekuk pada siku (tidak lurus) justru akan menghambat diri kita saat
meluncur.
Fase
Outsweep
Pada fase ini, gerakan tangan sedikit
ditarik ke arah luar dan diikuti lengan yang juga bergerak ke arah luar hingga
jarak antara kedua tangan melewati bahu. Perenang menjaga agar lengan dan siku
tetap lurus namuntetap berada dekat dari permukaan air (namun masih di dalam
air). Secara keseluruhan, pada fase ini, tubuh akan membentuk posisi seperti
huruf Y. Pada fase ini tidak terjadi dorongan tubuh maju kedepan.
Fase
Catch
Pada fase ini posisi lengan akan berubah
dengan cara melakukan gerakan lengan dan telapak tangan bergerak ke arah belakang. Hal ini bertujuan
untuk siap dalam posisi agar lengan dapat di gunakan sebagai pendorong
nantinya.
Untuk melakukan gerakan ini, buatlah
lengan menjadi rileks dengan siku sedikit tertekuk. Setelah itu siku di
lebarkan kesamping melebihi lebar bahu. Kemudian lengan ditarik kearah belakang
bawah sambil tetap menjaga siku di dalam air dan tidak terlalu jauh dari
permukaan air. Gerakan ini dilakukan sampai lengan membentuk garis vertikal
menghadap kebelakang dan telapak tangan segaris dengan lengan perenang. Fase
ini tidak termasuk sebagai fase mendorng maju ke depan. Oleh karenanya, jangan
menggunakan tenaga yang terlalu banyak sebelum lengan pada garis vertikal.
Fase
Insweep
Selama pada fase Insweep, perenang
membuat gerakan mengayun tangan ke bawah dada dan siku perenang berada pada
sisi bawah samping luar tidak jauh dari tulang rusuk. Pada akhir fase insweep,
telapak tangan perenang pada akhirnya harus saling berhadapan.
Fase
recovery
Setelah fase insweep, maka posisi kedua
tangan sudah sama-sama berdekatan di bawah dada. Setelah itu kedua tangan di
luruskan kedepan (lengan bagian siku dibuat lurus kedepan) sehingga akan tampak
seperti gambaran akan menusuk kedepang dengan kedua tangan. Pada saat gerakan
tersebut dilakukan, kedua tangan dijaga agar tetap di dalam air, hingga siap
untuk melakukan siklus gerakan selanjutnya. Pada saat itu maka posisi tubuh
akan kembali pada posisi dari fase glide. Maka perenang dapat memulai siklus
baru dari awal.
Pada fase Outsweep dan fase recovery,
perenang tidak harus menggunakan kekuatan apapun. Karena jika melakukan gerakan
fase tersebut dengan kekuatan, hanya akan membuat air terdorong ke samping dan
kebawah (padahal untuk meluncur maka harusnya air terdorong ke belakang).
Mengingat pada kedua fase ini tidak menghasilkan dorongan maju kedepan, membuat
gerakan dengan tenaga hanya membuat diri menjadi cepat lelah.
Tips
3
Pada fase Insweep, terjadi dorongan maju
kedepan, oleh karenanya pada fase ini perenang perlu menggunakan tenaga dan
kecepatan dalam melakukan gerrakan lengan.
Pada fase recovery, gerakan juga harus
dilakukan dengan cepat, tapi tanpa menggunakan tenaga. Mengeluarkan tenaga
yanng berlebihan hanya akan dapat menghambat dorongan.
Tips
4
Pada saat melakukan gerakan renang gaya
dada maka kordinasi yang baik dari prinsip gerakan tangan dan kaki adalah “Two kicks and one pull” yang artinya
malakukan dua siklus kali pukulan atau gerakan kaki dan satu kali siklus atau
gerakan tangan. Hal ini dapat memungkinkan perenang fokus pada pukulan kaki dan
posisi streamline lebih efisien ketika tetap dibawah air.
Melakukan pukulan atau gerakan kaki
selama dua siklus pada renang gaya dada, memungkinkan untuk melakukan posisi
streamline horizontal lebih banyak dengan lengan yang memanjang lurus ke depan.
Selain itu, perenang juga dapat fokus untuk memulai posisi streamline (pada
saat fase glide) tanpa terburu-buru. Dengan melakukan pukulan kaki atau siklus
gerakan kaki sebanyak dua kali, dapat membuat perenang lebih fokus dan
menyadari gerakan kaki yang dilakukannya (melakukan gerakan kaki yang tepat).
Hal ini membuat perenang dapat memaksimalkan pukulan kaki untuk memaksimalkan
dorongan ke depan. Serta fokus pada gerakan kaki saat masuk ke fase recovery
untuk meminimalkan hambatan di dalam air.
Tips
5
Untuk mendapatkan hasil latihan yang
maksimal, lakukan latihan setidaknya 6 kali berulang pada kolam dengan jarak 20
m atau 25 m. Atau setidaknya latihan 2 atau 3 kali berulang pada kolam dengan
jarak ukuran olimpiade (50 m). Pada saat latihan tersebut, coba juga untuk
melakukan renang gaya dada dengan Two
kick s and one pull, agar terbiasa melakukan dua kali siklus gerakan kaki
untuk satu kali siklus gerakan tangan.
0 comments